Kamis, 02 Juni 2016

Menyusun Daftar Pustaka

2.2. MENYUSUN DAFTAR PUSTAKA 2.2.1. Pengertian Daftar Pustaka (Bibliografi) Menurut Gorys Keraf (1997:213) yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam, bibliografi mungkin tidak penting artinya. Tetapi bagi seorang sarjana, seorang calon sarjana atau seorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hal yang sangat penting. Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu, para sarjana atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu. 2.2.2. Unsur-Unsur Bibliografi Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus mengetahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah: (1) Nama pengarang (2) Judul Buku (3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dll. (4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan tahun. 2.2.3. Bentuk Bibliografi Cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua bahan referensi, tergantung dari sifat bahan referensi itu. Cara menyusun bibliografi untuk buku agak berlainan dengan majalah, dan majalah agak berlainan dengan surat kabar, serta semuanya berbeda pula dengan cara menyusun bibliografi yang terdiri dan manuskrip-manuskrip yang belum diterbitkan, seperti tesis dan disertasi. Walaupun terdapat perbedaan antara jenis-jenis kepustakaan itu, namun ada tiga hal yang penting yang selalu harus dicantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi. Petunjuk umum penulisan daftar pustaka adalah : a. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir karya tulis di halaman tersendiri. b. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. c. Nama penulis diurutkan secara alfabetis, setelah nama dibalik (kecuali nama Tionghoa atau yang terdiri satu kata). d. Tiap sumber bacaan ditulis dengan jarak spasi rapat. e. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lain ditulis dangan jarak dua spasi. f. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap sumber harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997:222). Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut : 1) Nama Pengarang. a. Penulisan nama pengarang sebuah buku dengan seorang pengarang. - Nama Pengarang hanya terdiri dari satu kata tidak dibalik. - Nama pengarang lebih dari satu kata, maka nama terakhir ditulis lebih dulu kemudian diikuti nama pertama, kemudian data publikasi buku. - Nama-nama asing banyak yang ditulis menyimpang dari aturan lazim yang berlaku. Contoh penulisan nama asing yang benar adalah: Nama Cina : Tan May Lie ditulis Tan M.L Nama Vietnam : Nguyen Cao Ky ditulis Nguyen-Cao-Ky Nama Hongaria : Farkas Karoly ditulis Karoly, Farkas Nama India : B.C. Das Gupta ditulis Das Gupta, B.C. Nama Perancis : V. du Barry ditulis du Barry, V. Nama Belanda : N.M. van Straalen ditulis Van Straalen, N.M. Nama Jerman : Carl von Schmidt ditulis Von Schmidt, C. Nama Arab : Ali Abdul Aziz ditulis Abdul Aziz, Ali Nama Anglo Saxon : John Doe, Sr. Ditulis Doe J, Sr. - Penulisan nama tidak memakai gelar akademis, seperti Prof. Dr. Ir. atau M.Sc atau pangkat kemiliteran: Jenderal, Laksamana, atau sebutan lain seperti Presiden, Menteri, dan sebagainya. - Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, nama komisi atau lembaga itu dipakai untuk menggantikan nama pengarang. - Jika tidak ada nama pengarang, dapat diganti dengan “Anonim” atau “_____” dan diurutkan berdasarkan judul buku. Contoh : Depdikbud. 1988. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia I untuk SMU. Jakarta: Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. b. Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang. - Nama pengarang kedua tidak dibalikkan. Dalam hal-hal lain ketentuannya sama dengan nomor a. - Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh ada perubahan urutan. Contoh : Oliver, Robert T. and Rupert L. Cortright. 1958. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and Company, Inc. c. Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang (tiga pengarang atau lebih). - Hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik. - Untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya, digunakan singkatan dkk. Contoh : Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum. Bandung: Angkasa. 2) Tahun Terbit. Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang, dipisahkan dengan tanda titik. 3) Judul Buku. Judul buku harus digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal dari kata yang merupakan bagian dari judul buku diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi. 4) Tempat Terbit. Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda titik. 5) Penerbit. Nama penerbit ditulis sesudah tempat terbit, dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan tanda titik. 6) Penulisan data pustaka dari buku yang pada edisi berikutnya mengalami perubahan. a. Jika buku yang digunakan sebagai acuan mengalami perubahan pada edisi-edisi berikutnya, biasanya ditambah keterangan rev. ed. (revise edition=edisi yang diperbaiki) di belakang judul buku. Keterangan mengenai edisi yang diperbaiki ini bisa tidak ditulis, asal disebutkan periode pencetakannya. Keterangan mengenai cetakan dipisahkan dengan tanda titik. b. Tahun penerbitan yang harus ditulis adalah tahun cetakan dari buku yang dipakai. Contoh : Ramlan, M. 1983. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Cet. ke-3. Yogyakarta: Karyono. Gleason, H.A. 1961. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed. New York: Holt. Rinehart and Winston. 7) Penulisan data pustaka dari buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih. a. Angka jilid ditempatkan sesudah judul, dipisahkan dengan tanda titik dan selalu disingkat. b. Untuk penerbitan Indonesia biasa digunakan singkatan Jil. atau Jld. Contoh : Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. 2 Jil. Yogyakarta: Kanisius. 8) Penulisan daftar pustaka dari edisi karya seorang pengarang atau lebih. a. Jika editornya lebih dari satu orang, cara penulisannya sama dengan cara penulisan nama pengarang dari buku dengan dua, tiga atau banyak pengarang. Selain itu dapat juga ditulis dengan eds. b. Ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor di dalam tanda kurung (ed). Contoh : Ali, Lukman. ed. 1967. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung Agung. 9) Penulisan daftar pustaka dari sekumpulan Bunga Rampai atau Antologi. Contoh : Jassin, H.B. ed. 1969. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. 2 Jil. Jakarta: Balai Pustaka. 10) Penulisan daftar pustaka dari sebuah terjemahan. a. Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar urutan alfabetis. b. Keterangan tentang penerjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda koma. Contoh : Multatuli. 1972. Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B Jassin. Jakarta: Djambatan. 11) Penulisan daftar pustaka dari artikel majalah. a. Judul artikel ditulis dalam tanda kutip dan dipisahkan dari nama majalah yang dicetak miring. b. Tidak ada tempat publikasi dari penerbit, tetapi nomor jilid, tanggal dan nomor halaman harus dicantumkan. Contoh : Soebadio, H. ”Penggunaan Bahasa Sansekerta dalam Pembentukan Istilah Baru”. Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, I (April, 1963), 47 – 48. 12) Penulisan daftar pustaka dari artikel surat kabar. a. Judul artikel ditulis dalam tanda kutip. b. Nama surat kabar dicetak miring. Contoh : Arman, S.A. ”Sekali Lagi Teroris”, Kompas, 19 Januari, 1973, hlm. 5. 13) Penulisan data pustaka dari tesis atau disertasi yang belum diterbitkan. a. Tesis, skripsi, atau disertasi yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel sehingga ditulis dalam tanda kutip. b. Data publikasi yang harus dicantumkan, yaitu jenis karya ilmiah (skripsi, tesis atau disertasi), nama fakultas dan universitas, tempat dan tahun pembuatan. Contoh : Parera, Jos Daniel. ”Fonologi Bahasa Gorontalo”, Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta, 1964. Hartoko, A. ”Pemetaan Dinamis Ekosistem Ikan Pelagis Melalui Analisis Terpadu Karakter Oseanografis di Perairan Laut Indonesia”. Disertasi Doktor Institut Teknologi Bandung, Bandung, 1999. Rais, J. “A Comparison of The Projective and The Development Methods for Computing The Best Fitting Ellipsoid”. M.Sc.Thesis Ohio State University, Columbus, USA, 1969. 14) Penulisan daftar pustaka dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden. Karena yang bertanggungjawab terhadap dokumen-dokumen ini adalah negara, maka dapat ditulis Republik Indonesia, atau Pemerintah Indonesia, Government of Indonesia atau Indonesia saja. Contoh : Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 115. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 1999, No. 60. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 1972. Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1972 tentang Perizinan Penerbangan Dalam dan Atas Wilayah Republik Indonesia. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta. 15) Penulisan daftar pustaka dari artikel dalam ensiklopedi a. Judul artikel selalu ditulis dalam tanda kutip, sedangkan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring. b. Perhatikan pula tanda koma yang ditempatkan antara judul artikel dan judul buku, harus ditempatkan dalam tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda kutip. Contoh : Wright, JT. “Language Varieties: Language and Dialect,” Encyclopedia of Linguistics, Information and Control, (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 – 251. 16) Penulisan daftar pustaka dari internet. Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat : a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah : - Nama pengarang - Tanggal revisi terakhir - Judul - Media yang memuat - URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file - Tanggal akses b. Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut : - Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online. Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website. Nama majalah online harus ditulis miring. - Artikel umum dari internet dengan nama. Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …). Judul artikel harus ditulis miring. - Artikel umum dari internet tanpa nama. Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …). “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring. Contoh: Hermans, B. 2000. Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online], (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 ). Hartati, Dwi. ____. Menulis Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id, diakses tanggal 17 September 2008). Winarko, E. _____. Penulisan Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf], (http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses tanggal 17 September 2008 ). 2.2.4. Macam-Macam Bibliografi a. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai pokok yang digarap itu. b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap. c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis. 2.2.5. Penyusunan Bibliografi Untuk menyusun sebuah daftar pustaka, perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut : a. Nama pengarang diurutkan menurut alfabet. b. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet. c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketukan. d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi. e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap sumber harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997:222). REFERENSI Akhmadi, Heru. 2008. Penulisan Referensi/Daftar Pustaka Pada Thesis atau Laporan Ilmiah Lainnya, [online], (muhammadheru.blogspot.com, diakses tanggal 14 Maret 2009). Hartati, Dwi. _____. Menulis Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id). Rais, Jacub. _____. Tata Cara Penulisan Baku Daftar Acuan (References) dan Daftar Pustaka (Bibliography) Dalam Makalah Ilmiah, Tesis, Disertasi, [pdf], (www.google.co.id). ______. _____. Bab XI Daftar Pustaka dan Catatan Kaki, [pdf], (www.google.co.id). Therik, Wilson M.A. _____. Hal Teknis Sekitar Penulisan Makalah/Skripsi, [pdf], (www.google.co.id). Tim Bahasa dan Sastra Indonesia SMA. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Jakarta: PT Galaxy Puspa Mega. Ini adalah tugas makalah mata kuliah Riset Teknologi Informasi, semester 4. Referensi sebisa mungkin saya tulis dengan selengkap-lengkapnya