Sabtu, 28 Mei 2016

KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK

KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK A. KALIMAT TUNGGAL Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa. 1. Unsur – unsur Kalimat Tunggal Inti suatu kalimat dibentuk subjek, predikat, objek dan pelengkap. 2. Jenis – jenis Kalimat Tunggal a.Kalimat Nominal Kalimat Nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. b.Kalimat Verbal Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. 3. Perluasan Kalimat Tunggal Unsur – unsur kalimat tunggal dapat diperluas.Perluasan kalimat tunggal dapat dilakukan dengan cara berikut. a. Menambahkan unsur baru di samping unsur yang telah ada. Yakni Keterangan. b. Memperluas unsur – unsur yang telah ada. B. KALIMAT MAJEMUK Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. 1. Jenis – jenis Kalimat Majemuk Kalimat majemuk dikelompokkan 4 jenis: a. Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur – unsurnya bersifat setara atau sederajat. Berdasarkan kata penghubang , kata majemuk setara dibagi 3 macam 1. Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata penghubung dan, lalu, lagi. 2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai oleh kata penghubung atau 3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai oleh kata penghubung tetapi, melainkan. b. Kalimat majemuk rapatan Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang bagian – bagiannya dirapatkan. Kalimat Majemuk rapatan meliputi berikut ini 1. kalimat majemuk rapatan Subjek. 2. Kalimat majemuk rapatan predikat. 3. Kalimat majemuk rapatan objek 4. kalimat majemuk rapatan keterangan c. Kalimat Majemuk bertingkat Kalimat Majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsur 0 unsurnya tidak sederajat. Jenis – jenis Kalimat Majemuk bertingkat : 1. Kalimat majemuk hubungan pengandaian, kata penghubung jika, seandainya, andaikan. 2. Kalimat majemuk hubungan perbandingan, kata penghubunh ibarat, seperti, bagaikan, laksana, daripada. 3. Kalimat majemuk hubungan penyebaban, kata penghubung sebab, karena, oleh karena. 4. Kalimat majemuk hubungan akibat, kata penghubung sehingga, sampai – sampai, maka 5. Kalimat majemuk hubungan cara, kata penghubung dengan 6. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, kata penghubung bahwa, yaitu 7. Kalimat majemuk hubungan waktu, kata penghubung ketika, sewaktu, semasa d. Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat campuran, sekurang – kurangnya dibentuk tiga kalimat tunggal. PENGGABUNGAN KALIMAT Hal yang perlu diperhatikan dalam penggabungan kalimat 1. Menentukan gagasan yang dikandung oleh kalimat – kalimat yang akan digabungkan itu apakah kedudukannya setara atau bertingkat. 2. Menggunakan kata penghubung yang tepat

MANAJEMEN PENELITIAN

CARA PENULISAN KUTIPAN Dalam penulisan karya ilmiah penulis lajim mengacu pada sumber teks book, jurnal atau pendapat orang lain, mengutip tulisan orang lain. Ada dua macam kutipan yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pengambilan sumber yang dilakukan dengan cara apa adanya sesuai dengan aslinya, baik ejaan, tanda baca, kata, susunan kalimat, maupun bahasanya. Kutipan tidak langsung adalah pengambilan sumber yang dilakukan dengan cara menyadur atau penjabaran bebas. Kutipan lajim terdapat pada bagan utama dari bab pendahuluan sampai bab kajian atau analisis. Dalam bab kesimpulan dan saran tidak boleh ada kutipan. Ada beberapa ketentuan dalam membuat kutipan antara lain : 1. Apabila nama pengarang dinyatakan dalam teks, ikutilah nama pengarang dengan tahun. pada nama asing biasanya hanya ditulis nama akhir sedangkan untuk nama indonesia ditulis apa yang lajim dipakai. Gelar yang menyertai nama pengarang dan akhiran seperti Jr. tidak perlu dituliskan. Contoh : Rogers (2010) membandingkan waktu rekreasi... Amran Halim (2006) menyatakan bahwa.... Dalam penelitian terakhir mengenai waktu reaksi, Rogers (2010) menggambarkan metode... Rogers juga menemukan... 2. Apabila nama pengarang tidak dinyatakan dalam teks, cantumkanlah nama akhir pengarang dan tahun terbit tulisan denga tanda koma diantaranya. contoh : Pada penelitian terakhir diketahui......(Rogers, 2010) .....memerlukan bahasa indonesia yang baik (Halim, 2009) 3. Apabila tulisan/buku yang dikutif memiliki 2 pengarang cantumkan selalu nama akhir mereka. Jika nama dituliskan dalam teks, gabungkan kedua nama dengan kata "dan". Jika nama dituliskan dalam tanda kurung; tabel, dan judul; serta daftar pustka, gabungkan nama dengan tanda "&". Contoh : Becker dan Seligman (2008) berpendapat..... persepsi sosial merupakan ....(Becker & Seligman, 1981) 4. Apabila buku yang dikutif memiliki 3 pengarang atau lebih, tuliskan nama akhir mereka secara lengkap pada kutipan pertama. Untuk kutipan berikutnya tuliskan nama akhir pengarang diikut ; dengan et al atau dkk. Contoh : Wassertein, zapulla, Rosen, Gerstman and Rock (2008) menemukan...(kutipan pertama) Wassertein dkk. (2008) menemukan...(kutipan berikutnya) 5. Apabila kutipan dilakukan dari buku yang memiliki 6 atau lebih pengarang, tuliskan nama akhir pengarang yang pertama dan dilanjutkan dengan kata "dkk". Jika dua referensi dengan 6 atau lebih pengarang akan diperpendek, tuliskan nama akhir dari pengarang pertama dan beberapa pengarang berikutnya yang penting untuk membedakan kedua referensi tersebut dan diikuti dengan kata dkk. Contoh : Kosslyn, Koenig, Barrett, Cave, Tang and Gabrielli (2008)... Kosslyn, Koenig, Gabrielli, Tang, Marsolek and Dally (2009)... Dalalm teks dapat dituliskan : Kosslyn, Koenig, Barrett, dkk (2008)... Kosslyn, Koenig, Gabrielli, dkk (2009)... 5. Apabila ada kutipan dilakukan dari beberapa buku dengan pengarang yang sama dalam tahun yang berbeda, tuliskan tahun berdasarkan urutan. Contoh : Dinamika terjadinya....(Edeline & Weinberg, 1991, 1993) Keterikatan emosional....(Gogel, 2008, 2010, dalam peenrbitan) 6. Apabila kutipan dilakukan dari pengarang yang sama dan tahun yang sama, hendaklah ditambahkan huruf a,b, c, dst setelah tahun terbit. Contoh : Beberapa penelitian...(Zola-Morgan & Squire, 1999, 2007, dalam penerbitan-a, dalam penerbitan-b) Perkembangan kepribadian (Johnson, 2008a, 2008b, 2008c; Singh, 1983, dalam penerbitan-a, dalam penerbitan-b) 7. Apabila gagasan disokong oleh beberapa orang, nama pengarang ditulsikan berturut-turut menurut abjad dengan menggunakan titik koma sebagai pemisah. Contoh : ...menunjukan gejala yang berbeda (Balda, 1990; Kamil, 1995; Peperberg & Funk, 2005) Pengecualian ; Jika kutipan utama akan dipisahkan tambahkan kalimat : "lihat juga", sebelum kutipan berikutnya yang disusun secara alfabetik. Contoh : (Ovewrmier, 2007; lihat juga Abeles, 2005; Storandt, 2003) 8. Apabila kutipan diambil dari sumber kedua, sedangkan sumber asi tidak dibaca, maka penulis dari sumber asli tidak perlu dituliskan tahunnya. Contoh : ..didasarkan pada pendapat Locke (Dalam Siegel & Lane, 2008) mengenai.... Allen dan Meyer (Dalam Dunham, Grude & Castaneda, 2009) mengemukakan bahwa... 9. Untuk mengutip bagian tertentu dari suatu sumber, tuliskan nomor halaman, bab, gambar atau tabel pada teks. Contoh : (Cheek & Buss, 2008, hal.332) (Shimumura, 2007, bab 3) 10. Kutipan berdasarkan komunikasi personal seperti surat, memo, komunikasi elektronik (misal e-mail, kelompok diskusi, pesan dari buletin elektronik), pembicaraan telepon dan sebagainya dapat saja dituliskan. karena tidak ada data yang tertulis, komunikasi personal tidak perlu dituliskan dalam daftar pustaka. kutipa komunikasi personal hanya ditulis dalam teks. Tuliskan nama inisial dan nama akhir komunikator dan jika mungkin tuliskan tanggal dengan tepat. Contoh : K.W. Schaie (Komunikasi personal, 18 April 2008) 11. Pada kutipan langsung, nama pengarang dan tahun diikuti dengan halaman dari mana kutipan diambil. yang perlu diingat, kutipan langsung hendaknya dilakukan bila sunguh-sungguh relevan dan perlu. Bila terlalu banyak digunakan dapat memberi kesan bahwa penulis kurang mengolah dan mencerna bahan sehingga teks hanyalah merupakan serangkaian kutipan. Adalah lebih baik bila bahan-bahan yang ada diolah dan sintesakan sebelum di masukan kedalam teks. Apabila kutipan langsung merupakan bagian kalimat atau kalimat singkat, tempatkanlah kutipan itu sebagai bagian kalimat di dalam teks diantara tanda kutif. Contoh : Ia menyatakan "efek palcebo...." (Miele, 2007:276), tetapi tidak dijelaskan tingkah laku apa yang diteliti. Miele (2007) menemukan bahwa "efek placebo......." (hal, 276) 12. Apabila kutipan langsung merupakan sejumlah kalimat, tempatkanlah kutipan ini terpisah dari teks, berjarak 1 spasi, rata kiri dan masuk 5 ketukan dari margin kiri, tanpa mengubah jenis maupun ukuran tulisan. Jika kutipan terdiri dari 2 paragraf, paragraf berikutnya dimulai pada baris baru dengan 5-7 ketukan kedalam dari margin kiri baris sebelumnya. kutipan dalam bahasa asing ditulis dengan huruf miring. Contoh : Miner (2008:5) mendefinisikan..... "Human resource management may be defined as the process of developing, applying and evaluating policies, procedures, methods and prgram relating to the individual in the organization". .......didefinisikan : "...a tendency to engage in consistens lines of activity based on the individual recognitin of the cost (or lost side bets) associated with discontinuing the activity" (Baker dalam Allen & meyer, 1990:3) http://skripsimahasiswa.blogspot.co.id/2010/12/penulisan-kutipan.html

Informasi tentang ISBN

Pengertian ISBN ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain. ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Perpustakaan Naasional RI mempunyai fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT (Katalog Dalam Terbitan). KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit. Fungsi ISBN 1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit 2, Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku 3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan Internasional yang berkedudukan di London Struktur ISBN Nomor ISBN terdiri dari 13 digit dan dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor tersebut terdiri atas 5 (lima) bagian. Masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda hyphen (-). Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut: Contoh : ISBN 978-602-8519-93-9 Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix identifier) = 978 Kode kelompok (group identifier) = 602 (Default) Kode penerbit (publisher prefix) = 8519 Kode Judul (title identifier) = 93 Angka pemeriksa (check digit) = 9 Terbitan yang dapat diberikan ISBN: Buku tercetak (monografi) dan pamphlet Terbitan Braille Buku peta Film, video, dan transparansi yang bersifat edukatif Audiobooks pada kaset, CD, atau DVD Terbitan elektronik (misalnya machine-readable tapes, disket, CD-ROM dan publikasi di Internet) Salinan digital dari cetakan monograf Terbitan microform Software edukatif Mixed-media publications yang mengandung teks http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoIsbn

KESEMPATAN EMAS BAGI ARSITEKTUR PERADABAN MANUSIA "GURU"

oleh Ari Yunanda 9 Maret 2011 pukul 16.00 · sahabat guru, yang semoga ilmunya senantiasa bermanfaat seringkali ketika menjumpai anak didik bermasalahan, kita terasa enggan untuk disalahkan 100 % dengan argumen bahwa bagaimanapun orangtua (ayah dan ibu) juga mempunyai peranan dalam persoalan tersebut. beribu alasan sebagai argumen sering terkemuka : - ayah ibunya terlalu sibuk - ayah ibunya kurang perhatian terhadap anaknya - ayah ibunya kurang kerjasama dengan sekolah - ayah ibunya terlalu pasrah apa kata sekolah - ayah ibunya begini... begitu... dan lain sebagainya selalu begitu.... dan seakan sebagai guru kita merasa pantas untuk menolak tanggung jawab apapun yang terjadi pada anak didik kita karena mereka mempunyai orang tua.. kemudian bagi mereka yang tak punya orang tua ? lingkungan dan pergaulan... adalah jawaban yang sering terlontar. baru-baru ini... sebuah SEKOLAH terpaksa harus mengeluarkan lebih dari 15 siswanya karena berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh para siswanya, dan karena menganggap setelah dikoordinasikan dengan pihak orangtua ternyata tetap tidak ada perubahan maka mereka terpaksa dikeluarkan dari sekolah.... walau dampaknya kepala sekolah sendiri mengakui ada salah satu siswa yang dikeluarkan akhirnya jadi pengamen... anak jalanan. berhenti sampai disitukan...cukup dengan dikeluarkan dari sekolah... lepas sudah tanggung jawab kita sebagai guru ? bukankah guru..itu - menjadikan anak yang tidak baik menjadi baik - menjadikan anak yang tidak berpengetahuan menjadi berpengetahuan - menjadikan anak yang tidak berkarakter menjadi berkarakter - menjadikan segala sikap negatif yang dimiliki siswa menjadi sikap positif jadi tak hanya sekedar datang kesekolah , masuk kelas lalu mengajar dan berikan tugas terus pulang ! dan tugas-tugas mulia yang akan berujung pada berlimpahnya pahala, janji tak akan terputusnya pahala karena ilmu yang bermanfaat ... sering harus terabaikan dengan alasan ( sekali lagi ) orang tua juga memegang peranan..! apakah, mereka yang sudah tidak mendapat perhatian dari orang tuanya juga harus menerima resiko tidak juga mendapat perhatian dari gurunya ? apakah mereka yang sudah tidak diperdulikan lagi oleh orang tuanya juga harus menerima resiko tidak diperdulikan juga oleh gurunya ? apakah karena orang tua mereka tidak dapat bekerja sama dengan sekolah maka mereka juga yang menerima resikonya di tinggalkan oleh sekolah ? apa yang akan terjadi kepada mereka ? bisakah mereka akan menjadi lebih baik ? atau malah mereka akan menjadi lebih buruk ? haruskah mereka menerima resiko yang seharusnya bukan dikarenakan kesalahan mereka ? betul... orang tua harus bertanggung jawab terhadap anak-anaknya ! betul... orang tualah yang pertama harus disalahkan apabila terjadi apapun pada anak-anaknya tidakkah lebih mulia ketika sebagai guru, kita turut memberikan sebagian perhatian kepada mereka yang bermasalah sehingga akan muncul kebaikan pada mereka ? tidakkah lebih terpuji ketika sebagai guru, kita turut memberikan rasa keperdulian kepada mereka yang bermasalah sehingga akan muncul kebesaran hati pada mereka ? tidakkah lebih indah ketika sebagai guru, kita juga menjalin kerjasama dengan mereka yang bermasalahan sehingga akan termunculkan pemecahan masalah atas masalah mereka ? terlalu sibukkah kita ? terlalu banyakkah tugas kita ? terlalu beratkah beban kita ? bila jawaban kita memang ya... berarti kita tidak lebih baik dari oang tua mereka bukankah kita sebagai guru adalah juga orang tua mereka.. yang akan sedih bila mereka bermasalah yang akan bangga bila mereka berhasil dan yakinlah.... janji Allah SWT. perihal pahala yang tak terputus bagi ilmu yang bermanfaat... tidaklah hanya untuk ilmu pengetahuan yang telah menjadi kewajiban kita untuk bekal mereka melainkan juga keteladanan dan keperdulian kita sebagai guru sehingga mereka bisa menjadikan ilmunya bermanfaat kepada kebaikan bagi sesama pun... tidakkah doa anak sholeh itu selain tertujukan kepada kedua orang tuanya... percayalah pasti juga akan ditujukan kepada kita , guru mereka yang telah memberikan hati dengan sepenuhnya. jadi... masihkan kita tetap serahkan tanggungjawab itu kepada hanya orang tua mereka ... dengan menyia-yiakan kesempatan yang sebenarnya sangat berharga (melebihi kesempatan emas menjadi guru profesional yang bersertifikat) untuk kita

Jumat, 27 Mei 2016

GURU HARUS SIAP , ADA PELATIHAN ULANG UNTUK REVISI K13

Assalamu'alaikum Bismillah. selamat sore dan salam sejhatera untuk kita semua.... mari simak informasi terbaru dan sangat penting berikut ini... Meskipun telah dilaksanakan empat tahun, Kurikulum 2013 (K-13) mengalami berbagai revisi. Terlebih kesiapan guru melaksanakan K-13 juga belum diselesaikan. Revisi K13 ini membuat guru Instruktur Kabupaten/Kota (IK) dilatih ulang. Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jatim, Bambang Agus Susetyo menuturkan, setelah ada hasil revisi, pemerintah melatih kembali guru-guru di sekolah pelaksana K-13. Tahun ini pihaknya bertanggung jawab untuk mempersiapkan Instruktur Kabupaten/Kota (IK) K-13 sebanyak 6.200 orang untuk jenjang SD,SMP dan SMA. Instruktur tersebut bertugas mendampingi 29.000 guru sasaran. "Mereka (Instruktur Kota/Kabpaten) merupakan usulan 38 kabupaten/kota. Mereka ini yang dilatih sebelum diterjunkan kembali ke daerah," jelas Bambang saat ditemui SURYA.co.id, Rabu (25/5/2016). Dikatakannya, implementasi K13 mengacu Permendikbud Nomor 190 Tahun 2014 baru selesai pada 2020. Ia pun berharap tak ada lagi hambatan dengan berbagai kebijakan baru imbas dari pergantian menteri. Karena itu, seluruh persiapan menyangkut SDM harus rampung pada 2019. Lebih lanjut Bambang menjelaskan, sejumlah perubahan dalam K-13 ini ditujukan untuk penekanan pendidikan karakter. Selain itu, setiap satuan pendidikan wajib melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan pendidikan jasmani. “Praktik GLS itu memberi waktu 15 menit sebelum pelajaran untuk membaca buku dan menyediakan pojok membaca di sekolah,” pungkasnya. Ketua Induk Kluster SMAN 2 Kasnoko menjelaskan setiap induk klaster melakukan pelatihan kepada 10 sekolah dengan didampingi oleh para tenaga pendamping yang telah mendapat pelatihan terlebih dahulu. Untuk kepala sekolah sebelumnya telah mendapatkan pelatihan di Solo oleh Dirjen P2TK Dikmen tahun lalu. “Sekolah yang telah dilatih harus melakukan In Houese Training (IHT) semua warga sekolah” jelasnya. Sumber : http://surabaya.tribunnews.com/

Apakah Gaya Belajar Anda Audiotori, Visual, atau Kinestetik?

Ada 3 (Tiga) jenis Learning Style (Gaya Belajar) seseorang yang bisa diketahui. Mungkin Kecenderungan ANDA berada pada salah satu Gaya Belajar tersebut, walaupun ada dari beberapa dari ANDA yang mungkin memiliki GAYA BELAJAR kombinasi. Yuk Kita Jelajahi satu per satu : Gaya Belajar Audio (Dengan Cara Mendengar) Mata cenderung meLirik kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Bagi anda/anak anda yang bertipe Auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), Berikut Ciri-ciri orang yang bergaya belajar Audio. 1. Penampilan rapi. 2. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri. 3. Mudah terganggu oleh keributan. 4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat. 5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. 6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca. 7. Biasanya ia pembicara yang fasih. 8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya. 9. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual. 10. Berbicara dalam irama yang terpola. 11. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara. Tips dan Metode untuk mempermudah cara belajar orang Audio: 1. Doronglah Diri anda/anak anda untuk membaca materi pelajaran dengan keras. 2. Ajaklah anda/anak anda untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga. 3. Gunakan musik untuk belajar/mengajarkan anak anda. 4. Diskusikan ide dengan orang lain/anak anda secara verbal. 5. Rekamlah materi pelajarannya ke dalam kaset dan doronglah diri anda/anak anda untuk mendengarkannya sebelum tidur. Gaya Belajar Visual (Dengan Cara Melihat) Mata Cenderung Melirik Ke Atas, Berbicara Dengan Cepat. Bagi anda/anak anda yang bergaya belajar Visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan. Berikut Ciri-Ciri Orang yang bergaya belajar Visual : 1. Mementingkan penampilan dalam berpakaian / prestasi. 2. Berbicara agak cepat. 3. Tidak mudah terganggu oleh kesibukan. 4. Mengingat yang dilihat, daripada yang didengar. 5. Lebih suka membaca daripada yang dibacakan. 6. Pembaca cepat dan tekun. 7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata. 8. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato. 9. lebih suka musik daripada seni. 10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksiverbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan untuk mengulanginya. Tips dan Metode untuk Mempermudah proses belajar orang Visual : 1. Gunakan warna untuk menandai hal-hal yang penting. 2. Gunakan materi visual seperti gambar, diagram, dan peta. 3. Seringlah membaca buku-buku berilustrasi. 4. Gunakan Multimedia seperti komputer dan radio. 5. Cobalah untuk mengilustrasikan ide-ide ke dalam gambar. Gaya Belajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh). Mata cenderung melirik kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anda/Anak anda yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Berikut Ciri-Ciri Orang yang bergaya belajar Kinestetik : 1. Penampilan rapi. 2. Berbicara perlahan. 3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan. 4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek. 5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. 6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca. 7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita. 8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. 9. Menyukai permainan yang menyibukkan. 10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu. 11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. Tips dan Metode untuk Mempermudah proses belajar orang Kinestetik : 1. Jangan paksakan diri anda/anak anda untuk belajar sampai berjam-jam. 2. Ajaklah diri anda/anak anda untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajaklah membaca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru). 3. Izinkan diri anda/anak anda untuk mengunyah permen karet pada saat belajar. 4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan. 5. Izinkan diri anda/anak anda untuk belajar sambil mendengarkan musik ei 2011 Apakah Gaya Belajar Anda Audiotori, Visual, atau Kinestetik? Ada 3 (Tiga) jenis Learning Style (Gaya Belajar) seseorang yang bisa diketahui. Mungkin Kecenderungan ANDA berada pada salah satu Gaya Belajar tersebut, walaupun ada dari beberapa dari ANDA yang mungkin memiliki GAYA BELAJAR kombinasi. Yuk Kita Jelajahi satu per satu : Gaya Belajar Audio (Dengan Cara Mendengar) Mata cenderung meLirik kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Bagi anda/anak anda yang bertipe Auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), Berikut Ciri-ciri orang yang bergaya belajar Audio. 1. Penampilan rapi. 2. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri. 3. Mudah terganggu oleh keributan. 4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat. 5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. 6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca. 7. Biasanya ia pembicara yang fasih. 8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya. 9. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual. 10. Berbicara dalam irama yang terpola. 11. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara. Tips dan Metode untuk mempermudah cara belajar orang Audio: 1. Doronglah Diri anda/anak anda untuk membaca materi pelajaran dengan keras. 2. Ajaklah anda/anak anda untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga. 3. Gunakan musik untuk belajar/mengajarkan anak anda. 4. Diskusikan ide dengan orang lain/anak anda secara verbal. 5. Rekamlah materi pelajarannya ke dalam kaset dan doronglah diri anda/anak anda untuk mendengarkannya sebelum tidur. Gaya Belajar Visual (Dengan Cara Melihat) Mata Cenderung Melirik Ke Atas, Berbicara Dengan Cepat. Bagi anda/anak anda yang bergaya belajar Visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan. Berikut Ciri-Ciri Orang yang bergaya belajar Visual : 1. Mementingkan penampilan dalam berpakaian / prestasi. 2. Berbicara agak cepat. 3. Tidak mudah terganggu oleh kesibukan. 4. Mengingat yang dilihat, daripada yang didengar. 5. Lebih suka membaca daripada yang dibacakan. 6. Pembaca cepat dan tekun. 7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata. 8. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato. 9. lebih suka musik daripada seni. 10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksiverbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan untuk mengulanginya. Tips dan Metode untuk Mempermudah proses belajar orang Visual : 1. Gunakan warna untuk menandai hal-hal yang penting. 2. Gunakan materi visual seperti gambar, diagram, dan peta. 3. Seringlah membaca buku-buku berilustrasi. 4. Gunakan Multimedia seperti komputer dan radio. 5. Cobalah untuk mengilustrasikan ide-ide ke dalam gambar. Gaya Belajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh). Mata cenderung melirik kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anda/Anak anda yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Berikut Ciri-Ciri Orang yang bergaya belajar Kinestetik : 1. Penampilan rapi. 2. Berbicara perlahan. 3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan. 4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek. 5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. 6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca. 7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita. 8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. 9. Menyukai permainan yang menyibukkan. 10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu. 11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. Tips dan Metode untuk Mempermudah proses belajar orang Kinestetik : 1. Jangan paksakan diri anda/anak anda untuk belajar sampai berjam-jam. 2. Ajaklah diri anda/anak anda untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajaklah membaca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru). 3. Izinkan diri anda/anak anda untuk mengunyah permen karet pada saat belajar. 4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan. 5. Izinkan diri anda/anak anda untuk belajar sambil mendengarkan musik

Selasa, 17 Mei 2016

MASUK SURGA KARENA MEMBUANG DURI

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis bahwa iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi dari cabang-cabang keimanan adalah perkataan “la ilaha illallah” dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Secara tidak langsung, hadis tersebut juga mengisyaratkan bahwa keimanan seseorang itu bertingkat-tingkat sesuai dengan ilmu dan amal yang ia perbuat. Hanya saja, jangan remehkan suatu amal kebaikan, sekalipun terlihat sedikit dan dianggap remeh oleh manusia. Bisa jadi, Allahsubhanahu wa ta’ala akan mengganjar amalan yang dikerjakan secara ikhlas tersebut dengan pahala yang berlipat.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang masuk surga karena ia menyingkirkan duri yang berada di suatu jalan, yang dilakukan dengan tujuan agar tidak mengganggu kaum muslimin. Sebab itu, Allahsubhanahu wa ta’ala menerima amal baiknya tersebut dan mengganjarnya dengan balasan yang lebih baik. Subhanallah … sungguh Maha Luas rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga hal ini dapat menjadi ibrah bagi kita semua. Allahul Muwaffiq.
Alkisah
Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan-jalan di sebuah jalan. Ia menjumpai rerantingan yang berduri yang menghambat jalan tersebut, kemudian ia menyingkirkannya. Lalu ia bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.
Dalam sebagian riwayat dari Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah pula, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada seseorang laki-laki yang melewati ranting berduri berada di tengah jalan. Ia mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya.’ Maka Allah pun memasukkannya ke dalam surga.”
Dalam riwayat lain, juga dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sungguh, aku telah melihat seorang laki-laki yang tengah menikmati kenikmatan di surga disebabkan ia memotong duri yang berada di tengah jalan, yang duri itu mengganggu kaum muslimin.”
Kisah sahih di atas diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab “Al-Adzan“, Bab “Fadhlu Tahjir ila Zhuhri“, no. 652; dan Kitab “Al-Mazhalim“, Bab “Man Akhadzal Ghuzna wama Yu’dzinnas fith Thariq“, no. 2472; juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab “Al-Bir wash-Shilah wal Adab“, no. 1914; dan Kitab “Al-Imarah“, no. 1914.
Ibrah
Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
مَنْ آ ذَى لي وَليِّاًفَقَدْ اسْتَحَقَّ مُحَا رَبَتِي
Barang siapa yang menyakiti wali-Ku, ia berhak mendapatkan permusuhan-Ku.” (H.r. Abu Ya’la Al-Musili, 14:372)
Para wali Allah subhanahu wa ta’ala adalah kaum mukminin yang selalu taat kepada perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan memiliki komitmen dengan sunah-sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Yang dimaksud dengan wali Allah subhanahu wa ta’alaadalah orang yang berilmu tentang Allah subhanahu wa ta’ala, selalu menjalankan ketaatan kepada-Nya, dan ikhlas dalam beribadah kepada-Nya.”
Sungguh mulia kedudukan kaum mukminin di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kehormatan. Mereka tidak boleh diusik atau disakiti, apalagi dimusuhi dan diganggu. Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ دِ مَاءَ كُمْ وَأَمْوَا لَكُمْ حَرَا مٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْ مَةِ يَوْ مِكُمْ هَذَا في شَهْرِ كُمْ هَذَا
Sesungguhnya, darah-darah kalian dan harta-harta kalian itu haram seperti haramnya hari dan bulan kalian ini.” (H.r. Muslim, 6:245)
Dalam kisah di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seseorang yang sedang berjalan di suatu jalan, kemudian menjumpai sebuah pohon yang memiliki banyak duri dan menghalangi jalan kaum muslimin sehingga dapat mengganggu orang-orang yang melewatinya. Kemudian, ia bertekad kuat untuk memotong dan membuangnya dengan tujuan menghilangkan gangguan dari jalan kaum muslimin. Dengan sebab itu, Allah subhanahu wa ta’ala mengampuni dosa-dosanya dan memasukkan ia ke dalam surga-Nya. Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya sedang menikmati kenikmatan di surga disebabkan amalannya tersebut.
Sungguh, laki-laki tersebut telah beramal dengan amalan yang terlihat remeh tetapi ia diganjar dengan balasan yang teramat besar. Sungguh, rahmat Allah subhanahu wa ta’ala mahaluas dan keutamaan-Nya mahaagung. Apa yang dilakukan laki-laki tersebut adalah salah satu bagian kecil dari petunjuk dan syariat yang telah dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memang benar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan kita untuk berbuat sebagaimana yang telah dilakukan oleh laki-laki tersebut. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari jalan Abu Barzah Al-Aslami, beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَ سُوْ لَ الله ِدُ لَّنِي عَلَى عَمَلٍ أَ نْتَفِعُ بِهِ قَالَ:اِعْزِلْ الْأَ ذَى عَنْ طَرِ يْقِ الْمُسْلِمِيْنَ
“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat bermanfaat bagiku.” Beliau menjawab, “Singkirkanlah gangguan dari jalan-jalan kaum muslimin.” (H.r. Muslim, 13:49; Ibnu Majah, 11:78)
Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela dan memperingatkan dengan keras dari perilaku yang dapat mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ آذَى الْمُسْلِمِينَ فِي طُرُ قِهِمْ وَجَبَتْ عَلَيْهِ لَعْنَتُهُمْ
Barang siapa mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, wajib atasnya laknat mereka.”
Mutiara kisah
Kisah di atas banyak sekali mengandung mutiara faedah berharga, di antaranya:
1. Besarnya keutamaan menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin dan adanya pahala yang besar yang diberikan bagi siapa saja yang melakukannya.
2. Luasnya rahmat Allah subhanahu wa ta’ala dan agungnya pahala yang disiapkan buat hamba-hamba-Nya yang beriman. Allah subhanahu wa ta’ala memasukkan laki-laki tersebut ke dalam surga sekaligus dengan sebab amalannya yang sedikit, yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, karena memang seseorang masuk surga itu berkat fadilah Allah subhanahu wa ta’ala yang dianugerahkan kepadanya, bukan sekadar karena amalan yang ia perbuat. Seandainya bukan karena fadilah Allahsubhanahu wa ta’ala, tentulah tidak ada seorang pun yang dapat masuk surganya Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Dekatkanlah diri kalian kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan tepatilah kebenaran. Ketahuilah, bahwa tidaklah salah seorang dari kalian akan selamat (dari neraka) dengan amalnya.” Mereka mengatakan, “Apakah engkau juga demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Demikian juga aku. Hanya saja, Allah telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadaku.” (H.r. Muslim, no. 2816)
3. Pepohonan yang boleh ditebang dan dibuang adalah pepohonan yang mengganggu kaum muslimin. Adapun apabila bermanfaat bagi kaum muslimin seperti pohon yang digunakan untuk berteduh manusia maka tidak boleh ditebang, kecuali apabila ada maslahat tertentu. Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mendorong kaum muslimin untuk menanam tanaman-tanaman atau tumbuhan yang dapat berbuah dan bermanfaat bagi manusia. Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَامِنْ مُسْلِمٍ يَغْر سُ غَرْ سًا إِ لَّا كَانَ مَاأُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَ قَةٌوَمَاسُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدقَةٌوَمَا أَ كَلَ السَّبُحُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَ قَةٌ وَمَا أَ كَلنْ الطًيْرُ فَهُوُ فَهُوُ لَهُ صَدَ قَةٌ وَ لَا يَرْ زَؤُهُ أَ حَدٌ إِ لَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
Tidak seorang muslim pun yang menanam suatu tanaman melainkan bagian yang dimakan dari pohon tersebut adalah sedekah baginya, bagian yang dicuri dari pohon tersebut adalah sedekah baginya, bagian yang dimakan oleh burung-burung adalah sedekah baginya, serta bagian yang dikurangi oleh seseorang juga sedekah baginya.” (H.r. Al-Bukhari, 8:118; Muslim, 8:176; At-Tirmidzi, 5:253)
4. Kisah di atas sekaligus merupakan peringatan keras kepada sebagian manusia yang tidak hanya enggan menyingkirkan gangguan dari jalan tetapi justru membuang sampah-sampah rumahnya dan sisa-sisa makanan mereka ke jalan-jalan yang dilewati kaum muslimin. Akibatnya, hal itu dapat mengganggu dan menghambat saudaranya yang lain yang melewati jalan tersebut. Wal’iyadzubillah. Seandainya mereka mengetahui pahala yang akan diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada siapa saja yang mau ikhlas berbuat baik kepada sesama kaum muslimin, tentulah mereka tidak akan berbuat sedemikian itu.
Wallahu a’lam. Walhamdulillahi Rabbil ’alamin.
Sumber
Untaian Mutiara Kehidupan Para Salaf, Sholahuddin Abu Faiz bin Mudasim, Pustaka Al Furqon.
Disertai penyuntingan bahasa oleh http://iniblogari.blogspot.co.id/




METODE EDUTAINMENT

A.      Pengertian Edutainment
Edutainment berasal dari kata “education(pendidikan) danentertainment (hiburan”. Jadi edutainment dari segi bahasa berarti pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. Sedangkan dari segi terminology, edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis sehingga pembelajaran terasa menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan (game), bermain peran (role–play), dan demonstrasi.
Perpaduan antara belajar dan bermain ini mengacu pada sifat alamiah peserta didik yang menyenangi aktifitas bermain. Pilihan model edutainment ini juga berlandaskan hasil riset cara kerja otak. Penemuan-penemuan terbaru ini bahwa anak akan belajar efektif bila dalam keadaan fun dan bebas dari tekanan. Adapun pelajaran yang diterapkan dikemas dalam suasana bermain dan bereksperimen sehingga belajar tidak lagi membosankan, tetapi justru merupakan arena bermain yang edukatif dan menyenangkan bagi siswa.
Menurut Mayke dalam bukunya “ Bermain dan Permainan”, sebagai dikutip oleh Anggraini Sudono, mengatakan bahwa dengan bermain akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memanipulasi, mengulang-ngulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Disinilah proses pembelajaran berlangsung. Mereka mengambil keputusan, memilih, menentukan, menciptakan, memasang, membongkar, mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat, memecahkan masalah, mengerjakan secara tuntas, bekerjasama dengan teman, dan mengalami berbagai macam perasaan.
Pendidikan untuk peserta didik perlu disesuaikan dengan minat serta tahap perkembangannya, untuk itu pentingnya penerapan bermain dalam belajar, supaya proses dalam belajar mengajar tidak terasa jenuh dan membosankan tetapi menjadi suasana belajar yang fun, enjoy dan menyenangkan. Sebagaimana penjelasan Frobel yang lebih menekankan pentingnya bermain dalam belajar karena kegiatan bermain yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta pengetahuan mereka. Plato, Arsitoteles Fobel, menganggap bermain sebagai kegiatan praktis. Artinya, bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan tertentu anak.
Bermain, selain berfungsi penting bagi perkembangan pribadi, juga mempunyai fungsi sosial dan emosional. Dengan bermain siswa merasakan berbagai fungsi sosial dan emosional. Melalui bermain anak merasakan berbagai pengalaman emosi, senang, sedih, bergairah, kecewa, bangga dan lain-lain. Selain itu, anak memahami kaitan dirinya dengan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan ataupun tatacara pergaulan. Kegiatan bermain berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak. Jadi bermain sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perkembangan psikologi anak. Karena dalam bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman.
Kegiatan bermain adalah kegiatan apa saja dalam suasana menyenangkan merupakan kata kunci dalam setiap kegiatan bagi anak. Tanpa suasana yang menyenangkan, kegiatan itu bagi anak tidak berarti apa-apa, waktu mungkin berbiaya mahal. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik dalam menciptakan kegiatan belajar, pelatihan dan pembiasaan hendaknya dalam suasana yang menyenangkan. Dengan demikian, tidak terbebani, tidak memaksa spontan, tanpa paksaan, sesuai dengan gerak hati anak dan mendatangkan secara bervariasi.
Pembelajaran yang menyenangkan bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan Peserta didik untuk tertawa terbahak-bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru dan peserta didik dalam suasana yang sama sekali tidak ada penekanan yang ada hanyalah jalinan komunikasi yang saling mendukung. Pembelajaran yang membebaskan, menurut konsep Paulo Fraire, adalah pembelajaran yang di dalamnya tidak ada lagi tekanan, baik tekanan fisik maupun psikologis. Sebab, tekanan apapun namanya hanya akan mengerdilkan pikiran siswa, sedangkan kebebasan apapun wujudnya akan dapat mendorong terciptanya iklim pembelajaran (learning climate) yang kondusif. Supaya pembelajaran enjoy dan menyenangkan serta siswa tidak merasa tertekan dan bebas bergerak, maka pembelajaran harus di desain sedemikian rupa, dengan menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan tidak membelenggu siswa, serta bebas dari tekanan dan jauh dari kebosanan atau kejenuhan.
Dalam konsep pembelajaran edutainment, roh pembelajaran ada pada proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan mengagumkan serta ada pada bagaimana hubungan antara guru dan peserta didik dapat terjalin dengan pendekatan dedaktik metodik yang bernuansa “Redagonis”. Artinya “interaksi antara guru dan murid tidak dijalin dengan komunikasi yang kaku tetapi harmonis” seperti guru sangat luwes, akrab dan bersahabat sebagaimana teman sendiri. Dengan begitu peserta didik tidak merasa dibatasi, takut dan bisa berinteraksi dengan bebas dan menyenangkan.
B.       Konsep Dasar Edutainment. 

Edutainment dalam perjalanannya menjelma dalam berbagai model sepertiHumanizing the Classroom, Active Learning, the Accelerated Learning, Quantum Learning, dan lain sebagainya. Adapun konsep dasar dari masing-masing metode ini adalah :
1. Humanizing the Classroom
Humanizing sendiri diartikan memanusiakan, the Classroom artinya ruang kelas. Jadi, Humanizing the Classroom secara harfiah berarti memanusiakan ruang kelas. Yang dimaksud di sini adalah bahwa proses pembelajaran guru hendaklah memperlakukan siswa-siswanya sesuai dengan kondisi mereka masing-masing.
Humanizing the classroom dicetuskan oleh John P. Miller terfokus pada pengembangan model “Pendidikan Efektif”, di dalam kosakata Indonesia yang disebut sebagai “pendidikan kepribadian” atau “Pendidikan Nilai”. Tawaran Miller ini bertumpu pada dorongan siswa untuk :
a)      Menyadari diri sebagai suatu proses pertumbuhan yang sedang dan akan terus berkembang.
b)      Mencari konsep dan identitas diri.
c)      Memadukan keselarasan hati dan fikiran.
2. Active Learning.
Active berarti aktif sedangkan learning adalah pembelajaran. Jadi, Active Learning adalah pembelajaran aktif. Menurut Melvin I. Silberman, belajar merupakan konsekuensi otomatis dari informasi kepada siswa. Belajar membutuhkan keterlibatan dan tindakan sekaligus pada saat kegiatan belajar itu aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan belajar. Mereka menggunakan otak-otak mereka, mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran dengan komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat dapat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Dalam belajar aktif ini juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan keterampilan-keterampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan bahkan membuat peserta didik saling mengajar satu sama lain.
Belajar efektif berlaku bagi siapa saja, baik yang berpengalaman atau pemula yang mengajarkan informasi  konsep-konsep dan keterampilan teknik dan non teknis. Menurut Silberman, cara belajar dengan mendengarkan akan lupa, akan tetapi dengan cara dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan, melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengarkan, melihat dan mendiskusikan dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan. Jadi untuk dapat belajar yang maksimal harus memakai semua cara yaitu dengan cara mendengarkan, melihat, diskusi, melakukan, mengajarkan. Dengan begitu akan tercipta suasana belajar yang aktif.
Belajar yang aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan dan menarik.Active learning menyajikan 101 strategi pembelajaran aktif yang hampir dapat diterapkan untuk semua pelajaran. Dengan 101 strategi pembelajaran tersebut diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan sistematis. Karena 101 teknik-teknik yang digambarkan melalui pengingat kembali belajar aktif merupakan strategi-strategi konkrit yang memungkinkan siswa menerapkan belajar aktif dalam pokok bahasan mereka.
3. Accelerated Learning.
Accelerated artinya dipercepat, dan Learning artinya pembelajaran. Jadi,the Accelerated Learning artinya pembelajaran yang dipercepat. Konsep dasar pembelajaran ini berlangsung secara cepat, menyenangkan dan memuaskan. Pemilik konsep ini Dave Mejer menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan Somatic, Auditori, Visual, dan Intelektual (SAVI).
Robbi Departe menganggap Accelerated Learning dapat memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, misalnya : hiburan, permainan, corak, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Jadi pengertian accelerated learning disini disebutkan percepatan pembelajaran adalah program belajar efektif lebih cepat dan lebih paham dibanding dengan metode belajar konvensional.
Dengan melalui penerapan Accelerated Learning di kelas, anak-anak (peserta didik) waktu memiliki kemampuan seperti benih yang hendak tumbuh.
4. Quantum Learning.
Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Sedangkan arti dari learningsuatu belajar atau pembelajaran. Belajar bertujuan untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan dan inspirasi, agar menghasilkan energi cahaya. Dengan demikian Quantum Learning adalah cara pengubahan berbagai macam-macam interaksi, hubungan dan inspirasi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar.
Dalam Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik percepatan dan Neurolinguistik  (NLP) dengan teori, keyakinan dan metode tertentu. Menurut Dr. George Lozanov dalam Eksperimennya “Sugestology” atau“Sugestopedi” bahwa sugesti dapat dan pasti mempengetahui situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti.
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan sugestologi adalah “Percepatan Belajar” (Accelerated Learning). Pemercepatan belajar didefinisikan dengan memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan, unsur yang digunakan disini bekerjasama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.
Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam ProgramNeurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini memiliki hubungan antara bahasa dan perilaku yang dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif. Faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini juga menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan “Pegangan” dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
Quantum learning mengungkapkan bahwa setiap orang sebenarnya memiliki potensi otak yang sama besarnya dengan Einstein. Tinggal bagaimana kita mengelolanya, tidak ada kata terlambat. Menurut metodequantum learning, terdapat 3 tipe modalitas belajar manusia yaitu tipe Visual, Auditorial, dan Kidestesial. Bila seseorang mampu mengenali tipe belajarnya dan melakukan pembelajaran yang sesuai maka belajar akan sangat menyenangkan dan memberikan hasil yang optimal. Pembelajaran dapat dilakukan di berbagai tempat dan tidak harus mengambil bentuk kelas di sekolah.
Quantum mengerahkan segenap usaha untuk menemukan cara belajar paling efektif dan cepat. Jadi dengan quantum learning kita belajar dengan cara belajar efektif. Kita akan mendapatkan cara membaca cepat, menghafal cepat, dan menjadi kreatif sesuai dengan cara belajar kita masing-masing.
5. Quantum Teaching
Quantum Teaching berusaha mengubah suasana belajar yang monoton dan membosankan ke dalam suasana belajar yang meriah dan gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan emosi. Siswa menjadi suatu kesatuan yang integral. Quantum teaching berisi prinsip-prinsip system perancangan pengajaran yang efektif, efisien, dan progrersif, berikut metode penyajiannya untuk mendapatkan hasil belajar yang mengagumkan dengan waktu yang sedikit.
Dalam praktek quantum teaching bersandar pada asas utama “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan full-contact yang melibatkan semua aspek kepribadian siswa (pikiran perasaan, dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya, serta persepsi masa mendatang. Semua ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya, diselaraskan hingga mencapai harmoni (Diorkestrasi).
Quantum disini adalah interaksi mengubah energi menjadi cahaya.Quantum teaching dengan demikian, adalah pengubahan bermacam-macam yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Jadi Quantum Teaching adalah perubahan belajar yang meraih dengan segala nuansanya. Dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Secara keseluruhan, prinsip dasar Edutainment adalah bahwa pembelajaran berlangsung menyenangkan, mengasyikkan dan cepat, serta hasilnya memuaskan dan mengagumkan. Hal inilah yang menjadikan alasan mengapa belajar menggunakan “Edutainment” itu amat penting, dikarenakan ketika anak belajar dalam situasi atau kondisi yang menyenangkan (belajar melalui bermain) maka mereka bisa belajar dengan sebenar-benarnya belajar.
 C.      Pendekatan pembelajaran edutainment

Dalam metode pembelajaran Edutainment, terdapat beberapa pendekatan belajar yaitu Somatik, Auditori, Visual dan Intelektual atau lebih dikenal dengan istilah SAVI. Ke empat cara belajar ini harus ada agar berlangsung optimal. Karena unsur-unsur ini semuanya terpadu, belajar yang paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara simultan. Adapun dalam pengelolaan dengan menggunakan cara belajar SAVI ini, yaitu:
1. Cara Belajar Somatic.
“Somatic” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh (soma). Jadi, belajar somatic berarti belajar dengan menggunakan indra peraba, Anesthetic, praktis yang melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Atau dikenal dengan istilah Kinesthetic (gerakan). Somatic disini juga dinamakan dengan “learning by moving and doing” (belajar dengan belajar dan bergerak) jadi cara belajar somatic adalah pola pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek gerak tubuh atau belajar dengan melakukan.
Untuk merangsang pikiran tubuh, ciptakanlah suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Tidak semua pembelajaran memerlukan aktifitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik, akan membantu pembelajaran pada setiap peserta didik. Jadi antara tubuh dan otak (pikiran) adalah satu dan harus saling mengiringi, karena pikiran tersebar di seluruh tubuh dan terbukti tubuh tidak akan bergerak jika pikiran tidak beranjak.
Somatic melibatkan aktivitas fisik selama berlangsungnya aktivitas belajar. Duduk terlalu lama, baik di dalam kelas maupun di depan komputer akan dapat menghasilkan tenaga. Akan tetapi jika berdiri, bergerak kesana kemari, dan melakukan sesuatu secara fisik dari waktu ke waktu membuat seluruh tubuh terlibat, memperbaiki sirkulasi otak dan meningkatkan pembelajaran.
2. Cara Belajar Auditori.
Auditori adalah belajar berbicara dan mendengarkan atau dikenal dengan istilah “Learning By Talking And Learning”. Jadi belajar auditif adalah cara belajar yang menekankan pada aspek pendengaran. Peserta didik akan cepat belajar jika materi yang disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat didengar.
Pikiran Auditori yang kita miliki akan lebih kuat dari pada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi Auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif.
Dalam merancang pelajaran yang menarik bagi seluruh auditori yang kuat dalam diri siswa, maka usahakan mencari cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Suruh mereka menterjemahkan pengalaman mereka dengan suara, atau dengan membaca keras-keras secara dramatis. Dengan cara ini setidaknya siswa lebih mudah mengingat dan dapat belajar dengan cepat jika materinya disampaikan secara belajar auditori. Karena dengan belajar auditori  dapat merangsang kortes (selaput otak), indera dan motor (serta area otak lainnya) untuk memadatkan dan mengintegrasikan pembelajar (siswa).
3. Cara belajar visual.
Visual disini diartikan belajar dengan mengamati dan menggambarkan atau disebut dengan istilah “Learning by Observing and Picturing”. Adapun cara belajar siswa adalah cara belajar yang menekankan pada aspek penglihatan. Peserta didik akan cepat menangkap materi pelajaran jika disampaikan dengan tulisan atau melalui gambar.
Ketajaman visual sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indera yang lain. Faktanya orang-orang yang menggunakan pencitraan (simbol) untuk mempelajari teknis dan ilmiah memperoleh nilai 12 % lebih baik untuk ingatan jangka pendek dibanding dengan mereka yang tidak menggunakan pencitraan, dan 2 % lebih baik untuk ingatan jangka panjang. Dalam hal ini berlaku bagi setiap orang tanpa memandang usia, etnis, gender atau gaya belajar yang dipilih.
Setiap orang terutama pembelajaran visual lebih mudah belajar jika dapat “melihat” apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer. Bagi pelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, gambar dan gambaran dari segala macam hal ketika merek sedang belajar. Teknik-teknik lain yang bisa dilakukan semua orang terutama siswa dengan keterampilan siswa yang kuat adalah dengan mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi itu, menggambarkan proses, prinsip atau makna dari apa yang dicontohkan.
Visual mencakup melihat, menciptakan dan mengintegrasikan segala macam citra komunikasi visual lebih kuat dari pada komunikasi verbal karena manusia mempunyai lebih banyak peralatan di kepala mereka untuk memproses informasi visual dari pada indera lainnya.
4. Cara belajar intelektual
Kata “intelektual” menunjukkan apa yang dilakukan pembelajaran dalam pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. Intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun diri.
Jadi intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman mental, fisik, emosional dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang di gunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman dan pemahaman menjadi kearifan. Peserta didik akan menguasai materi pelajaran jika pengalaman belajar diatur sedemikian rupa sehingga ia mempunyai kesempatan untuk membuat suatu refleksi penghayatan, mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang dipelajari. Pengalaman belajar juga hendaknya menyediakan proporsi yang seimbang antara pemberian informasi dan penyajian terapannya.
Intelektual juga disebut dengan “Learning By Program And Reflecting” maksudnya yaitu belajar dengan pemecahan masalah. Jadi cara belajar intelektual adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penalaran atau logika. Dan peserta didik akan cepat menangkap materi jika pembelajaran dirancang dengan menekankan pada aspek mencari solusi pemecahan.
Jika dalam pelatihan belajar sisi intelektual belajar dilibatkan maka kebanyakan orang dapat menerima pelatihan yang banyak memasuki unsur bermain, tanpa merasa pelatihan tersebut dangkal, kekanak-kanakan atau hambar.
Pada intinya belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI (Somatic, Auditori, Visual dan Intelektual) diterapkan dalam suatu peristiwa pembelajaran. Jadi dalam pembelajaran eduataiment sangat diperlukan pendekatan SAVI, agar pembelajaran yang sejati dapat berlangsung dan dapat meningkatkan pembelajaran pada semua peserta didik.

Senin, 16 Mei 2016

Modifikasi Kendaraan Yang Tidak Akan Kena Tilang Polisi

Hari-hari ini rame soal modifikasi yang bakalan kena denda 24 juta. Berbagai pihak juga banyak yang kontra dengan adanya aturan ini, dari biker yang hobi turing sampe penyandang tuna daksa yang modif motornya menjadi roda 3

sebenarnya boleh aja modifikasi sesuka hati tapi harus sesuai penggunaanya dan tidak membahayakan pengguna dan pengguna jalan lainnya. Kecuali modif extrim, tentu niatan awalnya bukan buat harian, palingan buat kontes aja. Bener ga? lagian pasti ribet kalo mau dibuat harian.

Berikut diambil dari rekan yang lebih berkompeten di bidangnya

Ada beberapa yang perlu diperhatikan saat kita memodifikasi motor yang legal di jalan raya. Pastikan beberapa hal berikut :
1. Spion tetap ada, berjumlah dua dan berfungsi.
2. Lampu depan, belakang, dan dua buah sein depan serta belakang ada dan safety.
3. Jika untuk kontest boleh saja semau anda berkreasi, tapi jika buat harian(daily use) wajib mematuhi peraturan lalu lintas.
4. Data pada motor sesuai STNK seperti Nomer Rangka, Nomer Mesin, Nomer Registrasi Kendaraan, Plat Nomer sesuai, Warna sesuai. Jika dirubah, harap melakukan registrasi ulang untuk mutasi.
5. Modifikasi yang tidak merubah kapasitas mesin, dimensi kendaraan, daya angkut tidak wajib melapor ke Kepolisian.
6. Aksesoris custom diperbolehkan asal tidak melanggar ketentuan UU dan ketentuan dari ATPM Produsen motor tersebut.
7. Knalpot aftermarket yang di pakai di jalan raya wajib dbKiller ataupun memiliki standart Road Legal serta tingkat kebisingan rendah.
8. Thailook adalah modifikasi yang tidak direkomendasikan pada sisi ban yang terlampau kecil, lebih cocok ke motor kontest.
9. Japstyle, Caferacer, dan aliran-aliran motor classic lainnya diperbolehkan asal Plat Nomer, Nomer Mesin, Nomer Rangka, Warna, sesuai STNK. Serta poin 1, 2, 3, 5, 7 wajib dipatuhi.
10. Motor Touring, tidak diperbolehkan berlebihan memakai lampu tembak, serta pemakaian box harus sesuai dengan dimensi motor dan tidak melebihi daya angkut motor.
11. Penggunaan stang super lebar tidak diperbolehkan jika melebihi dari 50mm jarak dari stang standart.
12. Semua motor yang dikendarai di Jalan Raya wajib pajak hidup.

Adapun mengenai modifikasi menurut Kententuan Pasal 1 angka 12 PP No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (“PP No. 55/2012”), menjelaskan bahwa Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor.

Setiap kendaraan bermotor yang dimodifikasi yang menyebabkan perubahan tipe berupa dimensi, mesin, dan kemampuan daya angkut akan dilakukan penelitian rancang bangun dan rekayasa Kendaraan Bermotor, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UU No. 22/2009”) juncto Pasal 123 ayat (1) huruf b juncto Pasal 131 huruf (e) PP No. 55/2012. Adapun penelitian tersebut meliputi aspek:

1.    Rancangan teknis;
2.    Susunan;
3.    Ukuran;
4.    Material;
5.    Kaca, pintu, engsel, dan bumper;
6.    Sistem lampu dan alat pemantul cahaya; dan
7.    Tempat pemasangan tanda nomor Kendaraan Bermotor.
Khusus mengenai modifikasi sebagaimana tersebut di atas hanya dapat dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari agen tunggal pemegang merek. Dan yang berhak untuk melakukan modifikasi adalah bengkel umum yang ditunjuk oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang industri. Hal ini diatur dalamPasal 132 ayat (5) dan ayat (6) PP No. 55/2012.

Artinya, modifikasi kendaraan yang dapat dilakukan, antara lain :
  • Modifikasi dimensi hanya dapat dilakukan pada perpanjangan atau pemendekan landasan (chassis) tanpa mengubah jarak sumbu dan konstruksi Kendaraan Bermotor tersebut;
  •  Modifikasi mesin dilakukan dengan mengganti mesin dengan mesin yang merek dan tipenya sama;
  • Modifikasi daya angkut hanya dapat dilakukan pada Kendaraan Bermotor dengan menambah sumbu bagian belakang tanpa mengubah jarak sumbu aslinya dan sumbu yang ditambahkan harus memiliki material yang sama dengan sumbu aslinya dan harus dilakukan perhitungan sesuai dengan daya dukung jalan yang dilalui.
Selain dari pada itu, merujuk pada Pasal 50 ayat (1) UU No. 22/2009 mensyaratkan bahwa setiap kendaraan yang dilakukan modifikasi dengan mengakibatkan perubahan tipe maka diwajibkan untuk dilakukan Uji Tipe. Uji Tipe dimaksud terdiri atas :

1. Pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan yang dilakukan terhadap landasan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Bermotor dalam keadaan lengkap; dan

2. Penelitian rancang bangun dan rekayasa Kendaraan Bermotor yang dilakukan terhadap rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan, dan Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi tipenya.

Adapun Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi sehingga mengubah persyaratan konstruksi dan material wajib dilakukan uji tipe ulang. Selain itu, dalam hal telah dilakukan uji tipe ulang kendaraan bermotor tersebut wajib untuk dilakukan registrasi dan identifikasi ulang, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 50 ayat (3) dan ayat (4) UU No. 22/2009.

Persyaratan lain yang perlu untuk diketahui adalah setiap Modifikasi Kendaraan Bermotor tidak boleh membahayakan keselamatan berlalu lintas, mengganggu arus lalu lintas, serta merusak lapis perkerasan/daya dukung jalan yang dilalui, sebagaimana diatur dalam Pasal 50 ayat (2) UU No. 22/2009.

Selanjutnya, dalam hal kendaraan bermotor akan melakukan modifikasi maka wajib untuk mengajukan permohonan kepada menteri yang bertanggungjawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, sehingga apabila kemudian kendaraan dimaksud telah diregistrasi Uji Tipe maka instansi yang berwenang akan memberikan sertifikat registrasi Uji Tipe, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.

Adapun Sertifikat Uji Tipe diterbitkan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan. Sedikitnya pada Sertifikat Uji Tipe nantinya memuat tentang identitas dari pemodifikasi dan hal-hal lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 ayat (1) PP No. 55/2012.

Berdasarkan hal-hal kami sampaikan di atas maka jelas bahwa setiap pihak yang hendak melakukan modifikasi atas kendaraan bermotornya, diwajibkan untuk memiliki izin atas modifikasinya sebagaimana dipersyaratkan dalam UU No.22/2009 dan PP No.55/2012.

Jika modifikasi dilakukan tanpa memiliki izin, maka berdasarkan Pasal 277 UU No.22/2009 pihak yang melanggar dapat dikenakan sanksi pidana berupa pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 24.000.000,00 (dua puluh empat juta Rupiah).