Melihat guru seperti melihat harapan yang menjanjikan bagi dunia ini. Kita pasti ingat ketika hancur nya kota Nagasaki dan Hiroshima oleh bom Amerika. Jepang saat itu lumpuh total dengan korban meninggal mencapai jutaan, dan efek radiasi bom diperkirakan membutuhkan puluhan tahun untuk memperbaiki semuanya.
Kemudian Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, lalu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua Jenderal yang masih hidup dan bertanya “Berapa jumlah guru yang tersisa?“.
Para jenderal menjawab dengan tegas kepada Kaisar bahwa mereka mampu menyelamatkan dan melindungi Kaisar tanpa bantuan guru. Lantas, Kaisar Hirohito berkata, “Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka?
Maka dikumpulkanlah sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kota, karena sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.” Penuh harapan.
Betapa bernilainya seorang guru di mata Kaisar. Jepang menjadi negara maju bangkit kembali hanya dalam kurun 20 tahunan, 50 tahunan lebih awal dari prediksi dunia. Sejarah ini menjadi bukti dan sebagai ilustrasi bahwa kemajuan sebuah bangsa, mutlak memerlukan peran guru
Meski gelar pahlawan tak di miliki nya, namun telah tersemat dengan gagahnya karena karya yang telah dilaksanakannya.
Membicarakan sosok seorang guru di mata dunia, di mata orang-orang sukses, di mata orang-orang pandai, sepakat bahwa tak ada pahlawan yang lebih berjasa bagi mereka selain guru. Berbicara tentang guru adalah berbicara tentang masa depan, ketika guru itu baik maka dapat diambil kesimpulan bahwa generasi-generasi yang baik dan merdeka dari segala kebodohan akan segera lahir. Generasi yang baik tersebut akan senantiasa memberikan kontribusi yang luar biasa bagi dirinya, keluarganya, bangsanya, serta negaranya.
Maka segala upaya dalam mensukseskan tugas guru adalah upaya yang dipandang perlu mendapatkan perhatian bersama. Kebijakan anggaran yang cukup besar di sektor ini dengan pengalokasian seperlima dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk kepentingan pendidikan menjadi alarm kesadaran semua pihak untuk benar-benar ikut memberikan perhatian besar pada urusan ini.
Kepedulian yang besar terhadap pendidikan dan masa depan anak bangsa oleh para pemimpin kita, merupakan sesuatu yang pantas di syukuri dan di apreasiasi dengan mentaati nya. Bahkan dalam menghadapi kasus penyebaran virus Corona Covid-19, dengan dipindahkan nya kegiatan belajar peserta didik ke rumah. Begitu juga dengan guru-guru yang memberikan bahan ajar via daring dari rumah nya saja. Fenomena Memberikan ini mengingat kan kita pada sebuah kaidah dalam ber-Agama "Bahwa menolak bahaya lebih didahulukan dari mengambil manfaat".
Bangga menjadi guru
BalasHapus